Laman

Assalamu Alaikum.....
Google

Qur'an Random

Jumat, 14 Mei 2010

10 Bintang Laga di Panggung Akidah

Pasca terbunuhnya Sayidina Utsman bin Affan Radhiyallâhu ‘anhu, umat Islam membentuk sendiri kelompok-kelompoknya. Kehadiran mereka bagaikan bintang-bintang yang menghiasi sejarah Islam. Berikut ini para bintang laga yang masuk sepuluh besar, sebagai hasil dari penelitian Penulis.

1. Khawarij

Dalam sejarah, kelompok ini amat masyhur. Muncul di masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib Radhiyallâhu ‘anhu dan terus berkembang pada masa selanjutnya. Awalnya, Khawarij mendukung penuh kebijakan Khalifah. Lalu berubah haluan karena tidak menerima tahkîm antara Abu Musa al Asy’ari Radhiyallâhu ‘anhu dan Amr bin al-Ash Radhiyallâhu ‘anhu di perang Shiffin. Nama lain dari Khawarij adalah: Haruriyah, Syurat, Mariqah, dan Nawashib. Corak keyakinan kelompok ini adalah: pertama, seorang khalifah itu dipilih dan dipecat bila tidak adil; kedua, hak kekhalifahan tidak tertentu bagi satu suku atau marga baik dari suku Arab atau non Arab; ketiga, wajib keluar dari pemerintahan yang fasik; keempat, menetapkan sebuah hukum dari nash secara lahir; kelima, harta dan darah seseorang yang tidak sependapat dengan mereka dihukumi halal. Kitab milik Khawarij adalah: Tafsîr Ibâdhiyah.



2. Syiah


Dalam literatur sejarah, kelompok ini bangkit untuk membela hak Sayidina Ali dalam memegang kekhalifahan mulai wafatnya Rasulullah. Mereka tidak setuju atas kepemimpinan tiga khulafaur-Rasyidin sebelum Ali. Abdullah bin Saba’, penganut Yahudi yang pura-pura masuk Islam, adalah tokoh kunci adanya gerakan ini. Pada awalnya, gerakan ini dilakukan di bawah tanah, hingga ketika menemukan momentum yang tepat, gerakan ini semakin percaya diri.

Corak keyakinan kelompok ini adalah: (1) Mengafirkan seluruh istri Rasulullah dan para Sahabat kecuali Sayidah Fathimah az-Zahra, Sayidina Hasan, Sayidina Husain, Sayidina Ali, Salman al-Farisi, Abu Dzar al-Ghifari, (2) Para imam berkuasa penuh juga disucikan dari kesalahan dan dosa (ma’shum).

Kitab pegangan kelompok ini di antaranya: Ushûlul-Madzâhib asy-Syî’ah, Rijâlul-Kâsyi, al-Kâfi karya al-Kulaini,dan Bihârul-Anwâr.



3. Musyabbihah dan Mujassimah

Antara kedua Kelompok ini terdapat banyak sisi kemiripan, sama-sama menjelaskan sesuatu dengan cara men-tasybih (menyerupakan). Pandangan Musyabbihah di antaranya: (1) Memahami lafaz-lafaz yang mutasyabihah di al-Qur’an dengan penafsiran yang zhahir, semisal: al-istiwâ’, al-wajhu, dan al-yadain. (2) Kalamullah memiliki huruf, suara dan kalimat. (3) Boleh bagi Allah membentuk dirinya dengan rupa seorang manusia, sebagaimana Jibril berbentuk seorang Arab pedalaman atau ketika menghadap Siti Maryam. Sedangkan contoh keyakinan bagi Mujasimah, semisal: Mujasimah menjadikan Allah memiliki rupa seperti manusia. Selain itu, Allah juga boleh berpindah-pindah, turun, menyapa secara indra.



4. Murji’ah


Pada awalnya, Murji’ah adalah kelompok yang tidak mau melibatkan diri dalam pertentangan politik antara Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Namun belakangan, pada permasalahan akidah mereka malah menelikung dan cenderung berbeda dengan akidah umat Islam secara umum. Paham yang mereka yakini di antaranya: (1) Manusia tidak berhak untuk menghakimi seseorang yang melakukan dosa besar, apakah nanti masuk surga atau neraka (2) orang yang telah beriman, meskipun menyembah berhala, tetap tidak bisa dikatakan kafir. (3) iman terletak di dalam hati, tidak bertambah dan berkurang karena suatu perbuatan.



5. Qadariyah

Syekh Ishaq al-Makki mengatakan dalam kitabnya, al-Firaq al-Islâmiyah, bahwa Qadariyah adalah Majusi-nya umat Islam. Karena keserupaan mereka dengan ucapan Majusi mengenai tuhan yang lebih dari satu. Di dalam agama Majusi ada keyakinan bahwa wujud Tuhan itu dua, untuk urusan kebaikan dan kejelekan. Orang yang pertama kali membuat statemen kelompok ini adalah Ma’bad bin Khalid al Juhni al Bashri (w. 80 H), Ghaylan ad Damisyq dan al Ja’d bin Dirham. Di antara paham kelompok ini adalah (1) Segala hal yang terjadi di dunia merupakan hasil perbuatan manusia bukan Allah. (2) al Qur’an adalah makhluk. (3) Keimanan hanya di hati, sedangkan dalam bentuk perbuatan tidak termasuk.



6. Jabariyah

Kelompok ini lahir karena ada tekanan dari dinasti Umayyah untuk mendapatkan legitimasi kekuasaan dari umat Islam. Dalam catatan sejarah, tokoh yang menjadi ikon kelompok ini yaitu: Ja’ad bin Dirham-yang juga beraliran Qadariyah- dan Shafwan bin Jahm. Selanjutnya, kelompok ini memiliki beberapa corak pemikiran di antaranya: mentakwil (menafsiri) teks al-Qur’an dengan akal.



7. Jahmiyah

Kelompok ini adalah para pengikut Shafwan bin Jahm yang terbunuh pada tahun 131 H di tangan Nashr bin Sayyar pada akhir masa pemerintahan Marwan bin Hakam. Selanjutnya, kelompok ini menjadikan Khurasan sebagai awal penyebaran misinya. Paham yang dimiliki kelompok ini sebenarnya tidak jauh beda dengan kelompok Jabariyah di antaranya adalah: (1) perbuatan manusia baik-jeleknya adalah karena Qadha dan Qadar Allah, (2) Tidak boleh mensifati Allah dengan sifat seperti yang melekat pada manusia (ta’thîlu sifâtil-lâh). (3) Ilmunya Allah itu bersifat hadits (baru), dan Allah tidak mengetahui sesuatu kecuali sesuatu itu sudah ada (wujud).



8. Muktazilah


Tokoh utama kelompok ini yaitu Washil bin Atha’ yang wafat pada tahun 131 H di masa kekhilafahan Hisyam bin Abdul Malik. Sebutan Muktazilah adalah pemberian nama dari Hasan al Bashri kepada Washil bin Atha’, sang muridnya itu, hal ini karena terkait perdebatan di antara keduanya mengenai hukum pelaku dosa besar. Al Hasan mengatakan, pelakunya dihukumi mukmin yang fasiq. Sedangkan Washil menghukumi: ia tidak mukmin dan tidak pula kafir. Muktazilah telah ada di masa Dinasti Umayyah, dan menjadi kesohor di masa Dinasti Abbasiyah dengan rentang waktu yang lama.

Paham kelompok Muktazilah secara garis besar terdiri dari lima dasar: (1) Ketauhidan (2) keadilan, (3) janji dan ancaman (4) amar ma’ruf nahi munkar. Umumnya dari semua pemikiran Muktazilah, lebih memerankan akal (rasionalitas) ketimbang nash (tekstual).

Kitab-kitab yang menjadi rujukan kelompok ini adalah: al-Alfu al-Mas’alah fir-Radd ’alal-Manâwiyah, al-Manzilah bainal-Manzilatain, al-Khatab fil-‘Adl wa at-Tauhîd, Ma’ânil-Qur’ân, at-Taswiyah, as-Sabîl ilâ Ma’rifatil-Haqq, Ashnâful-Murji’ah, Thabaqât Ahlil-’Ilm wa al-Jahl, danlainnya.



9. Wahhabiyah

Nama lain dari Wahhabiyah adalah Wahabi. Kelompok ini dicetuskan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab pada pertengahan abad ke-18 di Arab Saudi. Jauh sebelumnya, sang ayah, Syekh Abdul Wahhab mewanti-wanti kesesatan yang akan terjadi pada anaknya itu. Di antara pemikiran kelompok ini adalah: (1) wujud Allah serupa dengan makhluk-Nya (2) Mengkafirkan orang yang berkata: Ya...Muhammad (3) Mengkafirkan orang yang berziarah kubur ke makam para Nabi dan Wali untuk bertabarruk (4) Mengkafirkan orang yang bertawassul.

Kitab pegangan aliran ini adalah: Kitâbut-Tauhîd, Majmâ’ah Kitâbit-Tauhîd, dan Ahkâm Tamânil-Maut.



10. Hizbut-Tahrir

Kelompok ini didirikan pada tahun 1953 oleh Taqiyuddin an-Nabhani dari Palestina. Model kelompok ini biasanya banyak membahas isu-isu seputar khilafah (politik). Di Indonesia kelompok ini bernama: Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). D alam setiap pandangannya, mereka menginginkan lahirnya satu komando kepemimpinan dalam tubuh umat Islam. Kedengarannya bagus. Namun siapa sangka, kalau kelompok yang haus kepemimpinan ini menyimpan keyakinan yang nyeleneh, di antaranya adalah: (1) Orang yang meninggal tanpa membai’at seorang khalifah, maka meninggalnya dihukumi kafir (2) Seorang hamba adalah pencipta perbuatan yang dilakukan atas kemauannya sendiri (ikhtiyari). Sedangkan yang bersifat idlthirari datangnya dari Allah.

Aan Syumardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar