Laman

Assalamu Alaikum.....
Google

Qur'an Random

Rabu, 31 Maret 2010

Masa Keemasan Islam, Masa Keemasan Buku

Buku adalah lambang kemajuan, ibu peradaban dan kebudayaan. Kecintaan orang Islam pada buku serta ilmu pengetahuan sebenarnya telah muncul sejak kelahiran agama Islam itu sendiri. Banyak ayat al-Qur’an yang berisi anjuran agar umat Islam mendayagunakan pikirannya dan menumbuhkan ilmu pengetahuan untuk keperluan manusia selaku khalifah di muka bumi. Seruan untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, juga ditemui dalam banyak Hadis Nabi. Agama Islam sendiri dalam perjalanan sejarahnya merupakan apa yang secara konsisten mempertahankan diri sebagai agama berdasarkan kitab, yang demikian menegaskan perlunya umat Islam mengembangkan budaya baca-tulis.



Renainsans Islam

Ketika kekhalifaan Islam di Baghdad berada dalam masa keemasaan, dunia perbukuan mengalami perkembangan pesat. Kota Seribu Satu Malam ini bukan saja merupakan pusat penerbitan buku, tetapi juga pusat penulisan risalah ilmiah, sastra, dan filsafat. Perpusatakaan dijumpai di mana-mana dengan koleksi buku yang melimpah. Begitu pula pengunjung tetap perpustakaan dan kelompok pecinta buku.

Khalifah Abbasiyah mendirikan khizanah al-Hikmah, sebuah pusat keilmuan dan perpustakaan besar. Berkat kecintaan Khalifah pada buku, lembaga ini berkembang pesat. Ratusan manuskrip dalam berbagai bahasa, berisi teks berbagai ilmu pengetahuan, sastra, dan filsafat, berhasil dikumpulkan dari berbagai negeri. Ribuan koleksi non-Arab berhasil diterjemah kedalam bahasa Arab. Sampai pertengahan abad ke-19, koleksi buku lembaga ini mencapai kurang lebih satu juta. Pada tahun 830 M, Khalifah al-Makmun, seorang pecinta buku yang dikelilingi para ilmuan, mengembangkan lembaga ini menjadi sebuah lembaga pendidikan terkemuka. Namanya pun diubah menjadi Bayt al-Hikmah (Balai Imu Pengetahuan).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ilmu dan penulisan buku berkembang pesat pada waktu itu. Ahli sejarah Islam mencatat di antara faktor-faktor itu ialah: Pertama, adanya hubungan yang dinamis antara kebudayaan Arab dengan kebudayaan lain yang telah maju sebelum datangnya agama Islam, misalnya Mesir, Babylonia, Yunani, Persia, dan Cina. Kedua, sejak abad ke-9 M, di negeri-negeri Islam telah tumbuh pusat-pusat kebudayaan yang satu dengan yang lain saling berlomba-lomba mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuannya. Misalnya, Madinah, Mekah, Baghdad, Cordova, Kufah, Basrah, dan lainnya. Ketiga, raja Muslim, bangsawan kaya, saudagar-saudagar dan mentri yang berpengaruh memberi sokongan dana yang melimpah bagi perkembangan tersebut. Keempat, terdapat kebebasan berpikir dan perbendapat yang dijamin oleh undang-undang. Walaupun pendapat-pendapat yang dikemukakan sering bertentangan dengan pandangan resmi kerajaan, namun pendapat dan gagasan yang bernash dibiarkan tumbuh. Sedangkan pemikiran dan pendapat yang tidak berdasar dan dangkal mendapat kritikan keras. Pada masa itu di berbagai pelosok negeri Islam terdapat pecinta buku. Pemerintah dan swasta berlomba-lomba mendirikan perpustakaan.

Faktor yang tidak kalah penting ialah terbongkarnya rahasia pembuatan kertas di Cina melalui tawanan-tawanan Cina di Samarkand dalam beberapa pertempuran antara Baghdad dan Cina. Setelah cara pembuatan kertas dipelajari secara mendalam, serta dilakukan percobaan berulang kali. Maka, orang-orang Islam pun segera dapat membuat kertas dengan teknik yang setara dengan teknik yang dimiliki orang-orang Cina. Pada tahun 800 M, Harun al-Rasyid meresmikan pembangunan pabrik kertas pertama terbesar di luar Cina. Ringkasnya, priode ini adalah renainsans (masa kebangkitan) bagi umat Islam. Terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.



Renaisans Eropa

Bersamaan dengan itu, kondisi di luar Islam terutama di Eropa, sedang mengalami masa kegelapan (Dark Ages). Bangsa Eropa berada dalam keterbelakangan di bawah tradisi gereja yang konservatif. Pada abad XI Eropa mulai menyadari ada peradaban Islam yang lebih maju di Timur, mereka berusaha mengambilnya. Melalui jalur Spanyol, Sisilia dan pelarian-pelarian orang perang Salib. Peradaban Islam sedikit demi sedikit di bawa ke Eropa. Inilah yang menyebabkan timbulnya renaisans Eropa yang kemudian membawa perubahan dan kemajuan perabadan Barat sampai sekarang.

Sebaliknya Islam mengalami titik balik dari masa kejayaan dan jatuh pada degradasi yang komplek. Itu terjadi ketika umat Islam mengalami pernyerbuan dari Timur dan Barat. Dari timur Baghdad diserbu oleh Hulagu pada tahun 1258 M. Di Barat Toledo jatuh pada tahun 1085 M, Cordova menyusul pada tahun 1236 M, selanjutnya Sevilla pada 1248 M. Di wilayah bagian tengah mencakup Syiria dan Mesir mendapat serang perang Salib. Serangan yang berlangsung selama dua abad lamanya itu, banyak memakan korban, baik jiwa, harta, dan peradaban Islam. Kajian-kajian keilmuan tidak lagi semarak masa sebelumnya. Kekuatan Islam semakin menurun baik dalam bidang militer, ekonomi, dan budaya. Bahasa Arab tidak lagi menjadi bahasa formal, namun hanya sebagai bahasa ritual keagamaan saja. Ilmu pengetahuan mengalami stagnansi. Dalam waktu singkat, kebudayaan Islam bangkit kembali, namun wilayah yang pernah menjadi pusat dunia Islam dipegang oleh bangsa non-Muslim, bahkan Islam berangsur-angsur hilang dari Andalus (Spanyol).



Kesimpulan

Di abad modern ini, praktis dunia Islam menjadi importir dalam segala hal terutama dalam tekhnologi dan sains dengan segala implikasi positif dan negatifnya. Hal ini sangat kontras dengan realitas sejarah yang menggambarkan umat Islam sebagai umat yang maju, mandiri, dan aktif-produktif. Untuk menumbuhkan spirit renaisans pada umat Islam saat ini, hendaknya kita tidak menutup mata akan pentingnya belajar pada kemajuan yang dicapai oleh Barat, yang tentunya bukan dalam ideologi dan idealismenya, tapi dalam semangat, kedisiplinan dan etos kerja. Bukankah Barat (Eropa) maju setelah melepaskan diri dari gereja yang konservatif? Sedang umat Islam bisa maju justru apabila kembali pada ajaran-ajaran agamanya yang sesuai dengan fitrah manusia yang cenderung ingin berkembang dan maju. Kita bisa memulai dengan menumbuhkembangkan kembali tradisi-tradisi keilmuan, budaya baca-tulis, diskusi kritis, dan produksi buku, seperti yang dicontohkan pendahulu kita. Dalam hal ini, saya sangat bersyukur dan bangga pada upaya Pondok Pesantren Sidogiri yang menjadikan perpustakaan sebagai salah satu instansi prioritas pesantren dan sekarang menjelma menjadi perpustakaan pesantren terbesar dan terlengkap di Jawa Timur, bahkan mungkin se-Indonesia. Wallâhu A’lâm.[]


* Tulisan ini juga diposting di Ijtihad edisi 31, rubrik Khazanah

Kamis, 18 Maret 2010

TIPS sehat mata minus


by *forumstudiislam for group islamunderattack

Dr William Bates adalah seorang spesialis mata yang telah meninggal dunia sejak lama tahun 1931. Sang dokter yakin banyak orang yang sebenarnya tidak perlu menggunakan kacamata dengan cara melatih matanya.

Meski menghilangkan minus mata tanpa operasi masih jadi kontroversi, tapi terbukti banyak pengikut Dr Bates yang berhasil menurunkan minusnya.

Panduan menurunkan minus yang dicatat dalam bukunya berjudul 'Better Eyesight Without Glasses', tentu saja bertentangan dengan praktik dokter mata saat ini. Mata minus saat ini hanya bisa turun atau hilang hanya dengan operasi mata seperti lasik.

Dr Bates menemukan teknik ini setelah melakukan percobaan selama bertahun-tahun. Dr Bates mengembangkan latihan untuk meningkatkan kemampuan mata agar bisa melihat normal dan menghilangkan ketegangan yang ada akibat kebiasaan melihat dengan buruk yang menjadi penyebab masalah penglihatan.

Bukunya yang dipublikasikan pada tahun 1920, terus dijual hingga hari ini. Metode Bates tetap bermanfaat dan diikuti oleh ribuan orang di seluruh dunia.

Latihan-latihan ini didasarkan pada keyakinan bahwa secara alami mata bisa melihat dengan jelas. Setiap orang baik anak-anak maupun orang dewasa dapat belajar untuk melihat secara lebih baik lagi tanpa menggunakan kacamata.

Latihan penglihatan ini bertujuan untuk mendidik mata sehingga bisa mengatur fokus agar lebih efisien atau disebut dengan 'fiksasi sentral'. Otot-otot mata harus dapat bergerak bebas dan membuat penyesuaian kecil yang diperlukan untuk memusatkan obyek yang dilihat.

Mata menjadi tegang karena dalam posisi tetap 'menatap' objek daripada melakukan gerakan konstan. Latihan ini mengajarkan seseorang untuk mengendurkan otot-otot mata dan saraf optik serta menggunakan memori dan imajinasi untuk meningkatkan koordinasi antara mata dan otak.

Latihan ini juga membantu mengatasi ketergantungan seseorang pada kacamata. Dasar dari terapi ini adalah keyakinan bahwa kombinasi dari tubuh, pikiran dan jiwa digunakan untuk melihat. Selain itu makanan, postur tubuh, stres dan kesehatan seseorang juga mempengaruhi penglihatan.

Seperti dikutip dari Eyehealthremedies, Jumat (12/3/2010) ada beberapa Metode Bates yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Bersembunyi

Latihan penglihatan ini membantu mata untuk rileks dan beristirahat.
Cobalah duduk dengan nyaman di depan meja kemudian taruh beberapa bantal hingga tingginya sejejer mata. Letakkan siku tangan di atas bantal tersebut kemudian tutup mata dengan dua telapak tangan hingga tidak ada cahanya yang masuk. Bernapaslah perlahan, santai dan membayangkan dalam kegelapan. Mulailah melakukan hal ini selama 10 menit sebanyak 2-3 kali dalam sehari.

2. Menggoyangkan bola mata

Cobalah berdiri dan fokus pada titik yang jauh, lalu goyangkan bola mata dari kiri dan kanan atau sebaliknya sambil berkedip sebanyak 100 kali setiap hari. Berkedip berguna untuk membersihkan dan melumasi mata.

3. Memilih satu warna dalam satu hari

Pilihlah satu warna berbeda tiap hari dan melihat keluar dengan objek warna yang dipilih sepanjang hari. Ketika melihatnya seseorang akan lebih menyadari warna daripada bentuknya.

4. Berjemur
Cobalah untuk melakukan hal ini sekali dalam sehari. Kegiatan ini membutuhkan hari yang cerah atau cahaya lampu yang bagus.

Caranya tutup mata lalu lihat langsung ke matahari melalui mata tertutup. Sambil melihat matahari, perlahan-lahan gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan sampai sejauh yang Anda bisa hingga hampir menyentuh pundak. Hal ini membantu membawa lebih banyak sirkulasi darah ke leher. Lakukan hal ini selama 3-5 menit.

5. Menggeser penglihatan
Banyak orang yang menghabiskan waktu untuk menatap layar komputer di depan wajahnya. Cobalah untuk menggeser penglihatan Anda pada tenunan kain di lengan baju, poster di dinding atau pohon di seberang jalan. Hal ini dapat membantu meningkatkan penglihatan periferal dan dapat membantu rabun jauh, rabun dekat dan masalah penglihatan lainnya. Bahkan pada beberapa kasus bisa menghilangkan katarak.

Dr William Bates memberikan tips agar saat melakukan senam mata melepaskan kacamata atau kontak lensa agar merasa lebih nyaman dan santai. Ketika melakukan latihan ini cobalah untuk sangat berkonsentrasi pada mata sehingga hasilnya lebih maksimal.

(ver/ir)

http://health.detik.com/read/2010/03/12/145336/1317190/766/metode-bates-untuk-menurunkan-minus-mata

Sabtu, 06 Maret 2010

SHALAWAT AT-TAJJIYAH - Mahkota dari Segala Shalawat



Shalawat Taaj ditulis dan dijadikan amalan oleh “Sayyidiy Al-Imam Al-Qutb Al-Ghauts Al-Fakhrul Wujud As-Syekh Abu Bakar Bin Salim R.A” yang lebih dikenal dengan “As-Syekh Abu Bakar Bin Salim R.A” .